Minggu, 03 Agustus 2014

tentang mukomuko

sekilas tentang tanah kampung kelahiran ane 




Lambang Kabupaten Mukomuko
Moto: Kapuang Sakti Ratau Batuah
Peta lokasi Kabupaten Mukomuko
Koordinat :
Provinsi
Bengkulu
Ibu kota
Kota Mukomuko .
Pemerintahan
- Bupati
Drs. H. Ichwan Yunus, C.P.A., M.M.
- DAU
Rp. 404.397.726.000.- (2013) [1]
Luas
4.036,70 km2
Populasi
- Total
155.000 jiwa ( 2010)
- Kepadatan
38,4 jiwa/km 2
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan
15
- Kelurahan
136
Kabupaten Mukomuko adalah salah satu
kabupaten di Provinsi Bengkulu, Indonesia ,
sebagai pemekaran dari Kabupaten Bengkulu
Utara .
Secara geografis Kabupaten Mukomuko terletak
pada 101 o01’15,1” – 101 o51’29,6” Bujur Timur
dan pada 02 o16’32,0” - 03 o07’46,0” Lintang
Selatan. Suhu udara kota Mukomuko berkisar
antara 21,1 0 C sampai dengan 34,6 0 C dengan
curah hujan rata-rata 151,2 mm.
Secara administrasi Kabupaten Mukomuko
berbatasan dengan :
Sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera Barat
Sebelah Timur dengan Taman Nasional Kerinci
Seblat (TNKS) dan Provinsi Jambi
Sebelah Barat dengan Samudra Indonesia .
Selatan berbatasan dengan Kabupaten
Bengkulu Utara.
Secara administratif, Kabupaten Mukomuko ini
terbagi menjadi 15 Kecamatan, 132 Desa dan 4
Kelurahan. Pada tahun 2006 memiliki jumlah
penduduk 131.984 jiwa yang terdiri dari 67.721
jiwa pria dan 64.263 jiwa wanita dengan tingkat
kepadatan penduduknya sendiri mencapai 33 per
Km².
Sebagian besar penduduk Muko-muko ini
merupakan transmigran yang berasal dari Jawa,
Sunda, Minang , dan lain sebagainya. Sebab,
Bengkulu termasuk mukomuko sejak zaman
kolonial Belanda dijadikan "tanah harapan" bagi
penduduk luar Bengkulu. Dari jumlah itu 37,4
persen suku Jawa, 6,3 persen suku Sunda, 5,4
persen Minang dan sisanya dari Bali , Bugis,
Melayu, Rejang , Serawai , Lembak, serta lainnya.
Sejarah
Penduduk asli wilayah Mukomuko adalah Etnis
Minang Mukomuko yang merupakan bagian dari
Rumpun Minangkabau. Secara adat, budaya, dan
bahasa, dekat dengan serumpunnya di wilayah
Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Pada
masa lalu daerah Mukomuko ini termasuk salah
satu bagian dari Rantau Pesisir Barat ( Pasisie
Barek ) Suku Minangkabau. Kerap juga disebut
daerah Riak nan Berdebur yakni daerah sepanjang
Pesisir Pantai Barat dari Padang hingga Bengkulu
Selatan. Namun wilayah Mukomuko sejak masa
kolonial Inggris telah dimasukkan ke dalam
administratif Bengkulu ( Bengkulen). Sejak saat itu
mereka telah terpisah dari serumpunnya di daerah
Sumatera Barat dan menjadi bagian integral dari
wilayah Bengkulu. Hal ini berlangsung terus pada
masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang,
hingga masa kemerdekaan.
Dalam masa kemerdekaan wilayah Mukomuko
dimasukkan ke dalam Daerah Tk. II dengan nama
Kabupaten Bengkulu Utara. Pemekaran kabupaten
dan kota telah menyapa hampir seluruh provinsi
di Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Bengkulu.
Pada awal tahun 2003, provinsi ini bertambah
tiga kabupaten baru yang ditetapkan dengan
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003, yakni
Kabupaten Bengkulu Utara dimekarkan menjadi
Kabupaten Bengkulu Utara dan Kabupaten
Mukomuko. Adapun Kabupaten Bengkulu Selatan
juga dimekarkan menjadi Bengkulu Selatan,
Seluma, dan Kaur.
Sama halnya dengan kabupaten lainnya di
Bengkulu, Mukomuko pun tidak terlepas dari
bencana gempa bumi, dimana pada tanggal 13
September 2007 terjadi gempa bumi yang
memporak porandakan sebagian penduduk
Mukomuko, terutama di kecamatan Lubuk Pinang.
Pengiriman transmigran ke Bengkulu marak lagi
sejak 1967. Bahkan, Keputusan Presiden Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 1973 menetapkan
Provinsi Bengkulu dan sembilan provinsi lainnya
sebagai daerah transmigrasi di luar pulau Jawa.
Salah satu kabupaten tujuan transmigran adalah
Bengkulu Utara dan kebijakan itu berlanjut hingga
sekarang. Tahun 2004 Bengkulu masih mendapat
tambahan transmigran. Setiap keluarga
transmigran disediakan tanah dua hektare.
Mayoritas transmigran dari Jawa adalah petani.
Kini sentra-sentra penduduk migran itu tumbuh
menjadi sentra ekonomi.
Pertumbuhan penduduk menjadi sangat cepat
dengan adanya program transmigrasi ini. Hal ini
juga telah menyebabkan terjadinya perubahan
komposisi penduduk di wilayah Kabupaten
Mukomuko. Saat ini jumlah penduduk pendatang
asal Jawa telah jauh melampaui jumlah penduduk
asli Mukomuko. Sehingga secara realita saat ini,
penduduk asli menjadi minoritas di Kabupaten
Mukomuko.
Perekonomian
Di sektor perkebunan komoditi unggulan daerah
ini pada tahun 2006 berupa kelapa sawit (95.963
ton), karet (7.808 ton), dan kelapa dalam (1.384
ton). Untuk kegaiatan pertanian di daerah ini,
hasil pertanian utama berupa tanaman pangan
yang meliputi padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar,
kacang tanah, kedele, kacang hijau.
Sektor pertanian yang meliputi tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, kehutanan, dan
perikanan menjadi tulang punggung perekonomian
daerah ini. Dari hasil pertanian ini berdampak
besar juga terhadap perdagangan.
Perdagangan menjadi tumpuan mata pencaharian
penduduk setelah pertanian. keberadaan
infrastruktur berupa jalan darat yang memadai


Tidak ada komentar:

Posting Komentar